Senin, 04 Februari 2013

Untuk Perempuan

Tek selamanya aku diam
Mengalah dalam kemanisan kata
Tiada kalimat dan bungkam
Tak berhak aku menderita

Cantiknya senyuman dibibir
Eloknya susunan kalimat
Tak selembut pasir
Tak seperti orator hebat

Jengah aku dengan paras
Jengah aku dengan pujian
Yang hanya bisa memelas
Mengharap sebuah pengorbanan

Merasa paling berhak
Berargumen dengan kodrat
Walaupun terasa menyesak tapi kujunjung tinggi harkat.

By : Najmi Zuhair

Hutan Kota

Pagi itu aku melewati sebuah jalan kecil di hutan kota, dan aku melihat di sisi hutan itu terdapat sebuah kursi taman lalu aku pun duduk serta ku angkat tangan layaknya aku sedang berdoa, ku pejamkan mata dan ku hirup udara yang ada di sekitarnya. ”Hmmm,,,terasa segar udara ini” gumamku. udara segar pun masuk ke paru-paru dengan lancar, bersamaan dengan itu daun pohon beringin yang sudah menguning berguguran. Satu persatu aku mencoba raih dengan tanganku. Tapi rintik gerimis ikut menggelayut di tangan bersamaan dengan daun beringin yang menguning, lalu aku pun berdiri, berputar dan berlari ke arah safana yang ada di seberang hutan kota. Safana membentang luas dan menghijau dan dipenuhi dengan ilalang. Aku sentuh ilalang itu, sesekali angin juga ikut menyentuh ilalang itu dengan hembusannnya…. Bersambung,,,,